Sabtu, 25 Maret 2017

Kongres borbor marsada

KONGRES BORBOR MARSADA
HAUNATAS 1937
IKRAR BORBOR MARSADA DAN KONGRES BORBOR MARSADA
Pada hari minggu 16 Mei 1937

A. BORBOR MARSADA

Ketika NAI MANGIRING LAUT melahirkan SIRAJA BOR-BOR, Suaminya TUAN SARIBU RAJA sedang berkelana. Padahal Nai mangiring Laut sangat mendambakan Tuan Saribu Raja ada di sampingnya supaya ada yang menyampaikan persembahan ke Mulajadi Nabolon dan menyampaikan tongo-tongo saat terakhir menunggu kelahiran anaknya. Karena Tuan Saribu Raja tidak ada maka acara dilakukan oleh adik-adik Tuan Saribu Raja Yaitu LIMBONG MULANA, SAGALA RAJA, MALAU RAJA dan disaksikan ayah mereka GURU TATEA BULAN.
Nai Mangiring Laut mengajak semua keluarga ke halaman rumah untuk berdoa (martonggo). Sesaat kemudian turun hujan lebat (bahasa setempat: Udan maborbor). Mereka semua basah kuyup kemudian masuk kerumah. Sesaat sampai di rumah, lahirlah bayi laki-laki. Secara serentak mereka meneriakkan: Raja Iborboron, sebab meraka baru saja diborbor hujan (ditimpa hujan lebar). Sejak itu Limbong mulana, Sagala Raja dan Malau Raja merasa bersatu dengan bayi yang baru lahir yang diberi nama SI RAJA BORBOR itu. Mereka bersatu dan merasa satu keluarga tanpa keikutsertaan SI RAJA LONTUNG anak Tuan Saribu Raja dari Istrinya boru Pareme.

1. IKRAR BORBOR MARSADA

Setelah SIRAJA LONTUNG dan SIRAJA BORBOR meninggal, tinggallah generasi berikutnya. Raja HATORUSAN II, anak sulung SIRAJA BORBOR, mengambil alih pimpinan keluarga. Atas usul keturunan Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja, perlu diadakan kesepakatan bersama antara keturunan Si RAJA BORBOR dengan keturunan Limbong Mulana, Sagala Raja, Malau Raja. Karena ketika SiRAJA BORBOR lahir, Limbong Mulana, Sagala Raja, Malau Raja ikut diborbor hujan dan merasa ikut memiliki hujur siringis, maka untuk nama keempat keturunan SIRAJA BORBOR, Limbong Mulana, Sagala Raja, Malau Raja diberi nama BORBOR MARSADA. Mereka waktu itu sepakat dan menyetujui membuat ikrar yang mengikat untuk sesama mereka. Ikrar tersebut berbunyi sebagai berikut:
1) Nama persatuan (Parsadaan) untuk keturunan SIRAJA BORBOR, LIMBONG MULANA, SAGALA RAJA, dan MALAU RAJA adalah BORBOR MARSADA.
2) Keturunan keempat bersaudara akan sisada lulu anak sisada lulu boru.
3) Walaupun dibelakang hari dari keempat bersaudara tumbuh marga baru, sesama keturunan mereka tidak diizinkan saling kawin (anak lelaki yang satu tidak boleh mengawini anak perempuan yang lainnya walaupun sudah menggunkan marga baru).
4) Apabila ada paniaran (istri) salah satu dari BORBOR MARSADA menjadi janda, anggota keluarga BORBOR MARSADA sama haknya untuk mengawini (manghabia) kecuali ada pertimbangan lain.
5) Apabila ada yang terlanjur melanggar point tiga diatas, tidak perlu lagi dipisahkan bila sudah saling mengasihi. Kekerabatan yang timbul oleh perkawinan terlarang tersebut, hanyalah sebatas umur mereka dan keturunannya tidak bisa lagi menyambung hal serupa (manunduti).

2. KONGRES BORBOR MARSADA

Pada hari minggu 16 Mei 1937, marga-marga yang tergabung dalam BORBOR MARSADA mangadakan kongres sehari. Marga-marga yang tergabung dalam BORBOR MARASADA itu ialah marga yang tumbuh dari SIRAJA BORBOR, LIMBONG MULANA, SAGALA RAJA, MALAU RAJA. Kongres sehari tersebut diadakan di gereja HKBP Haunatas, Laguboti, Tapanuli Utara. Keputusan kongres sehari tersebut kurang lebih sebagai berikut:
1) Sepakat mendirikan BORBOR BOND dengan pengrus G. Parapat (Ketua), M. Pasaribu (Sekretaris) dan H. Pasaribu (Bendahara).
2) Mengenai soal saling mengawini, tetap seperti biasa yaitu sesama marga BORBOR MARSADA tetap merasa sisada lulu anak sisada lulu boru.
3) Mengenai silsilah (TAROMBO) yang dijelaskan M. Salomo Pasaribu, bila ada yang kurang dan lebih bisa disurati dan ditujukan kealamat pengurus di Medan.
4) Mengenai pendirian BORBOR BANK, perlu dipikirkan lebih serius oleh orang yang ditunjuk untuk itu, modal pertama adalah kolekte (pengumpulan dana).
5) Batu Hobon di Sianjur mula-mula perlu dipelihara, dibersihkan dan dipagar, tetapi untuk dibuka jangan dulu. Pemiliharaan tersebut diupayakan oleh pengurus yang terpilih.
6) Mengenai hubungan abang adik SiRAJA BORBOR dan SIRAJA LONTUNG, yang benar SIRAJA BORBOR itulah sebagai abang karena lebih dulu lahir
7) Barang pusaka seperti hujur siborboron dan hujur jambar baho, hendaklah disampaikan atau diserahkan kepada pengurus untuk disimpan.
8) Bahan cerita lebih jauh mengenai RAJA HATORUSAN (Raja Uti) diserahkan kepada Kepala Kuria Sorkam kiri, Tuanku Sutan Alamsyah Batubata, Karena Baruslah tempat bermukim terakhir RAJA HATORUSAN (Raja Uti).

Demikian kurang lebih kongres sehari BORBOR MARSADA di Haunatas tahun 1937. yang dihadiri utusan-utusan dari: Sidikalang, Pematang siantar, Medan, Barus, Sibolga, Angkola, Padang Lawas, Mandailing, Pangaribuan, Pahae, Tarutung, Uluan, Doloksanggul dan Siborong-borong.

B. SIRAJA BORBOR

Menurut cerita orang-orang tua, SIRAJA BORBOR kawin dengan Boru jau. Tidak diungkapkan dengan jelas, Boru jau dari mana.
Adapun silsilah keturunan SIRAJA BORBOR yang diambil dari tarombo BORBOR MARSADA ada seperti:
Garis Keturunan SIRAJA BORBOR: ada 10: I & II & III & IV & V & VI & VII & VIII & IX & X
(I). Raja Hatorusan II keturunannya ada 5: A1 & A2 & A3 & A4 & A5
A1). O. Tuan Raja Doli (Datu Talaibabana) keturunannya ada 4: @1 & @2 & @3 & @4
@1. Sariburaja II (Dt. rimbang Soaloon) keturunannya ada 2: #1 & #2
#1. Dt. Pompang Balasaribu keturunannya ada 4: 1a & 2a & 3a & 4a
1a. Tanjung dolok (tanjung)
2a. Sahang Maima keturunannya ada 2: 1aa & 2aa
1aa. Pulungan Tua
2aa. Tumonggu Lubis
3a. Rimbang Saudara (Dt. Dalu) keturunannya ada 1: 1AA
1AA. Saribu raja III keturunannya ada 3: 1* & 2* & 3*
1* PASARIBU HABEHAAN
2* PASARIBU BONDAR
3* PASARIBU GORAT
4a. Raja Dohang keturunannya: Datu Bara (BATUBARA)
#2. Sangka somalidang
@2. Saribu dolok (Dolok saribu)
@3. Raja Hatioran
@4. Jambe Raja
B2). Datu Rimbang Saudara
C3). Datu Altong
D4). Sahang Mata Ni Ari (Simargolang)
E5). O. Sindar Mata Ni Ari (Dt. Mombang Napitu)
(II) Tuan Sidamanik
(III) Harahap (Datu Singar)
(IV) Parapat keturunannya ada 2: A & B
A). Munthe
B). Jambe
(V) Matondang keturunannya ada 4: A & B & C & D
A). Ramu
B). Munthe
C). Padang
D). Sapu
(VI). Sipahutar
(VII). Sitarihoran
(VIII). Gurning
(IX). Rambe
(X). Sarusuk

Sumber: Buku SILSILAH MARGA-MARGA BATAK, Hal 62-64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar